Sabtu, 16 Agustus 2014

Melepaskan Pujian

"In the best, the friendliest and simplest relations flattery or praise is necessary, just as grease is necessary to keep wheels turning." - Leo Tolstoy


Hari ini secara tiba-tiba seorang kawan baik ngomentarin status bbm yang aku buat. Udah lama banget kita nggak pernah kontak memang. Yang mengejutkan setelahnya adalah dia bilang suka sama twit-twitku tentang puisi-puisi galau yang sering aku upload di twitter. Ada contohnya di sini atau di sini . Aku memang sering ngetwit puisi, gombalan dan pantun di twitter @altaliciouss, dan berbagai hal random juga aku tulis di situ sih.


Balik tentang bbm kawan baikku tadi. Aku nggak nyangka dia selama ini ngikutin apa yang aku tulis - karena dia semacam silent reader yang nggak pernah komen apa-apa. Jujur aku ngerasa bahagia karena kalimat sederhana darinya yang bilang kalimat puisiku bagus. Nyenengin karena ada seseorang yang menghargai apa yang aku tulis bahkan di saat aku sendiri mulai ragu-ragu, dan kalimat sederhana itu, secara ajaib, bisa ngembaliin semangat nulisku yang pada awalnya udah kembang-kempis.

Di saat yang sama aku jadi ngerasa tertampar. Seringnya saat ngelihat hasil karya orang lain, jarang banget aku apresiasi mereka. Entah dalam bentuk pujian atau kritik yang membangun. Padahal, kayak pengalamanku tadi, kalimat sederhana yang nggak panjang pun bisa jadi sangat berarti buat orang lain. Laiknya tepukan di pundak, kalimat pujian yang tulus bisa ngebangkitin semangat.

Tapi sayangnya kita sering lebih milih buat apatis aja sama karya orang. Susah buat bilang terima kasih, selamat dan hal positif lainnya. Atau karena kita takut nggak bisa ngerangkai kalimat yang indah serta puitis kayak penyair-penyair gitu, kita jadi ragu mau nyampein hal yang baik buat orang lain, padahal kita kagum sama mereka.

Well, nggak pernah ada hal yang salah kan dalam menyebarkan kebaikan, kan? Semua orang, nggak munafik, selalu butuh penghargaan. Walupun juga jangan haus akan pujian. Ingat, ada kata ujian dalam pujian. Kalau nggak bijaksana nyikapin pujian, kita bakalan terlena.

Coba deh dari hal paling sederhana yang kita temuin setiap hari. Ngucapin terima kasih dan puji masakan mama, misalnya. Lakukan dengan tulus. Bukan karena pengin dipuji balik. Apa yang disampaikan dari hati pasti sampai juga ke hati. Selamat menjadi agen kebaikan, Kawan! :)