Senin, 05 Maret 2012

It's Why I Love You, Rain.

It's raining now, a cat and dog rain.
I love the smell of wet soil, the chill air, the sound of water reaching the ground, etc..
All of those things create a romantic, then a "galau" feeling for me, and I guesss, also for everyone around the world.

Gak ngerti juga sich kenapa, tapi pasti tiap hujan turun bawaannya pengen sok jadi pujangga gitu, yah walau cuman pujangga karbitan kelas ikan teri :D
Dari dulu aku suka sekali hujan, bahkan sampe sekarang juga aku masih suka hujan dan hujan2nan.
Kadang kalo perjalanan pulang dari mana gitu, dan di tengah jalan hujan, sering aku memilih buat hujan2nan aja.
Alasannya sih bukan karena sok2an kaya yang lain, yang gak mau pake jas hujan karena takut keliatan gak gaya, tapi karena aku suka tetesan hujan itu kena kulitku.

Hujan juga seringkali membawa berkat tersendiri buatku.
Pernah suatu kali karena hujan, aku gak bisa pulang les.
Secara musti jalan kaki, dan gak bawa payung.
And you know, what???
Ada temen les yang cakep, tanpa aku minta dan gak terduga, mau nganterin aku pulang..
Aow, what a coincidence it was!!!

Tapi yang jelas hujan bikin aku bisa rileks.
Suara gemericiknya, tempiasnya, dan pelangi yang diciptakannya setelah hujan reda.
Setiap hujan tiba, aku selalu bersyukur bahwa aku tinggal di darah tropis, yang curah hujannya tinggi.
Walaupun sering genteng rumah kami bocor, dan banyak terlihat ember serta panci dimana2 (hahahahahahaha), tapi aku masih bisa menikmatinya.

Dulu, waktu masih di rumah lama, dan selokan yang baru belum dibuat, rumah kami sering kebanjiran.
Ini karena saluran air di depan rumah yang nggak lancar.
JAdi tiap hujan deras, kami selalu waspada dan membawa perlengkapan perang kami masing2.
Pel, sapu, ember dll, itulah peralatan yang setia bersama kami.
Bahkan, seperti udah ritual, setiap tanggal 25 Desember sore, pasti hujannya kayak gak kira2, dan tentu saja rumah kami kebanjiran dengan suksesnya.
Jadi sebelum ke gereja, kami harus ngepel dan membersihkan rumah rame2.

Nggak ada perasaan kesel di dalam hatiku, aku malah seneng.
Bukan seneng karena kebanjiran, tapi karena aku bisa merasakan kebersamaan keluarga saat banjir tiba.
Walaupun setiap saat juga ada kebersamaan itu, tapi tetep beda rasanya kalo pas gotong royong gitu.

Hujan, juga membuat semua masakan terasa enak.
Hahahaha, emang pada dasarnya aku suka makan, apalagi tiap hujan tiba, rasanya aku gak bisa berhenti lapar.
Dan memang lauk yang peling enak saat makan adalah rasa lapar :)

Hujan juga selalu ngingetin aku sama si Honey Bee.
Karena kami sering hujan2nan bersama.
Kalo gini jadi inget lirik lagunya Utopia yang "Hujan"

Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Kar'na aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri


Sekarang, aku nggak bisa keseringan hujan2nan lagi sejak dokter bilang aku kena bronchitis.
Sedih sich, tapi yah, paling nggak aku masih bisa menikmati hujan dengan cara yang lain.
Ehm sepertinya ini waktu yang tepat untuk segelas coklat panas..
Yet, I still love you, rain.. I do..

2 komentar:

  1. Kalo ujan duit nekat gag kak??hehehe.. :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ujan duit kertas seratus ribuan tentu pilih nekat aja..

      tapi kalo ujannya ujan duit koin yg seribuan, hadeh, gak dech hahahahahaha...

      Hapus