Kamis, 01 Maret 2012

Perbincangan Dengan Tuhan

Suatu pagi setelah kepergian adikku, aku masih terus bertanya2..
Apa yang Tuhan mau sebenarnya dengan mengambil anak sekecil itu??
Seorang anak yang belum sempat beranjak remaja, yang seharusnya masih bisa merasakan hal2 baru di dalam hidupnya.
Bukan, aku bukan menyalahkan Tuhan karena mengambil adikku secepat itu, bukan pula tidak mempercayai rencana-Nya.
Aku hanya ingin tau apa yang Tuhan rencanakan buat hidup kami..

Aku menunggu lama, rasanya ingin mendengar suara Tuhan langsung secara "audible".
Tapi sepertinya Tuhan hanya diam saja.
Tapi aku terus berharap Tuhan mau menjawabku..
Sebagai manusia aku ingin jawaban yang singkat saja, tanpa perlu menelaah lagi..
Tapi tetap, Tuhan seakan diam saja..

Waktu beranjak, dan sudah tengah hari rupanya.
Seperti biasa, aku menyalakan TV, ingin melihat serial drama Korea kesukaanku.
Dong Yi, Crown in the Palace.
Itu judul filmnya..
Sudah berulang kali aku melihat film itu, tapi tetap saja aku menyukainya.

Hanya saja hari itu aku tidak begitu bersemangat.
Aku menyaksikan drama itu tanpa berpikir apa2, bahkan cenderung tidak bisa menikmatinya.
Aku teringat, adekku suka menemaniku melihat drama Korea, setelah dia pulang sekolah.
Apalagi scene hari tu sedang sedih2nya.
Dong Yi, si pemeran utama, yang merupakan selir istana kesayangan raja, dijebak dan dia akan dijatuhi hukuman mati.
Penderitaannya belum cukup sampai disitu, anaknya, sang pangeran kebanggaan hati, yang masih bayi, harus meninggal karena sakit..
Akh, sampe disini aku jadi ikutan menangis..

Baru saja aku akan mengambil remote untuk mematikan TV, seperti ada dorongan untuk tidak melakukannya.
Aku harus melihatnya sampai selesai.
Dan benar saja, aku memang menontonnya sampai selesai.
Disini diceritakan bahwa karena meninggalnya pangeran maka hukuman mati bagi Dong Yi dibatalkan, melainkan diganti menjadi dikeluarkan dari istana..

Sampai disini aku teringat akhir dari kisah ini.
Karena dibuang keluar istana, maka Dong Yi masih bisa bertahan hidup dan bisa kembali ke istana membersihkan namanya, walaupun harus melalui proses yang panjang.
Andai waktu itu anaknya tidak meninggal, pasti Dong Yi tidak akan sempat mengungkap kebenaran.

Aku seperti mendapat jawaban dari Tuhan hari itu.
Sudah berulang kali aku menyaksikan film ini, tapi baru kali itu aku mendapatkan pelajaran dari isi ceritanya.
Aku kembali menangis..
Mungkin kepergian adekku ini membawa misi dari Tuhan.
Walaupun aku tidak tau apa itu, tapi pasti semua adalah yang terbaik.
Mungkin prosesnya akan berjalan sangat lama, sampai kami menyadari apa rencana Tuhan.
Tapi, kami belajar untuk percaya saja.

Terima kasih Tuhan buat rancangan-Mu yang teramat indah untuk kehidupan kami.
Aku percaya, Engkau menjagai adekku, Frans, di surga dengan amat sangat baik.
Dan kami masih punya tugas, menjalankan rencana yang sudah Engkau tuliskan, sesuai bagian kami..
Terima kasih untuk perbincangan yang menyenangkan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar