Senin, 16 September 2013

Malaikat Kecil Penjaga Jiwaku

*On his 11th birthday. A month before he left*
"Dia ada, meski bukan raga, tapi jiwanya utuh. Di hatiku."

Rahaditya Frans Timotius.
Begitulah nama yang tertulis di atas nisan berwarna merah itu. Nisan yang kaku, angkuh dan dingin. Sama sekali tak mencermikan dia yang saat ini berbaring di bawahnya.

Leukimia mungkin sudah merenggut raganya dari kami. Tapi cintanya yang besar selalu hidup. Sebelas tahun adalah waktu yang terlalu singkat untuk kami bisa saling melepaskan kasih. Namun, semua cukup untuk bisa menyadarkan bahwa malaikat itu memang benar ada, dan dia salah satunya. Malaikat yang selalu bisa menjaga jiwa kami terus berbahagia.

Dalam kesakitannya, dia tidak pernah mengeluh. Senyum yang selalu tergambar jelas di bibir mungilnya, bahkan dengan ajaib, mampu memberikan kami kekuatan. 12 Februari 2012, sebulan setelah ulang tahunnya, dia memilih untuk pergi. Bukan karena lelah berjuang, namun karena dia yakin kami cukup kuat untuk memperjuangkan kembali hidup kami dan menghidupkan impiannya dalam diri anak-anak kecil lainnya.

Frans sayang, terima kasih. Darimu, Mbak belajar merelakan dan belajar berbagi. Mbak juga belajar, bahwa cinta itu tak terbatas. Seperti cinta yang kamu berikan buat, Mbak, bahkan saat kamu sudah ada di surga.
I love you, Sayang.
Beristirahatlah dengan tenang.
Sampai bertemu lagi.