Rabu, 15 Januari 2014

Mi Amor by Sayfullan


Judul: Mi Amor – di titik nol kota Madrid

Penulis: Sayfullan

Penerbit: Senja (imprint dari DivaPress)

Genre: Dewasa Muda, Drama, Romance

Tebal: 313 Halaman

Terbit: Desember 2013

Harga normal: Rp 40.000


Semesta selalu punya rahasia yang tak pernah bisa kita duga. Setiap kejadian yang kita alami selalu berkaitan dengan hal lain yang akan terjadi. Namun kadang kita tak menyadarinya. Sama seperti Kiana, Aditya, Reza dan Serilda. Keempat orang ini tak menyadari bahwa kisah hidup mereka saling bertaut menciptakan sebuah romansa yang tak terduga. Berawal dari perjalanan Kiana menuju Madrid yang membawanya bertemu kembali dengan Reza, teman masa kecilnya. Perjalanan di Madrid itu menguarkan sebuah cerita yang berlanjut melibatkan Serilda - kembaran Kiana. Dan dalam lingkaran cinta yang membingungkan itu muncul pulalah seorang Aditya. Bagaimana kisah cinta rumit yang diwarnai dengan konflik khas saudara ini berakhir? You must figure it out by yourself. ^^


Novel ini adalah novel kedua karya temanku Sayfullan. Berbeda dengan novel pertamanya "Aropy" yang berbahasa khas remaja banget karena memang berdasarkan genre-nya, "Mi Amor" disajikan dengan bahasa yang lebih dewasa dalam artian lebih matang namun ringan. Diksi yang digunakan cukup sederhana, tidak terlalu banyak bersayap, namun masih bisa menimbulkan kesan klasik serta romantis. Catatan-catatan kaki yang informatif serta tidak bertele-tele juga membuat beberapa istilah asing yang ada menjadi bisa dipahami dengan baik. Cukup sehari saja aku melahap habis isi novel yang manis dengan twist-twist serta quote yang keren ini. Ini salah satu quote favoritku yang ada di halaman 231:
"Kesetiaanku tak lantas lenyap hanya karena waktu. Pun, tak akan hangus terbakar musim. Meski jarak membentang, aku yakin Tuhan tak akan rela kita terpisah terlalu lama, Pangeran.... - Dewi Bulan"

Selain diksi kalimat yang simpel, Mi Amor juga menyenangkan karena detail setting serta narasi setiap tokoh serta kejadian yang dituturkan dengan apik. Pembaca seakan dibawa ke dalam situasi di mana tokohnya berada serta apa yang sedang mereka alami. Ekspresi dan emosi dalam atmosfir itu disajikan penulis dengan baik. Ini juga contoh penggalan situasi dalam halaman 124 yang membuatku langsung merasa lapar setelah membacanya:
Kelihaiannya memasak begitu terlihat ketika ia membuat stammppot. Tangan kanannya terus bergerak lincah, berputar-putar, meremas-remas kentang rebus. Bersamaan dengan itu, tangan kirinya pun ikut bekerja, sibuk mencampur sayuran-sayuran hijau dan wortel ke dalam adonan kentang. Tidak heran jika dalam beberapa menit saja, stammppot sudah siap dihidangkan bersama dengan gelderse yang begitu beraroma.

Penggambaran karakter juga sudah cukup bagus. Aku suka sosok Kiana, walau kadang aku tidak terlalu suka pikirannya yang genit :p Dan bagaimana dia bisa begitu gampang tertarik dengan lawan jenis. Oh, Serilda juga begitu. Awalnya aku membenci karakter Serilda, tapi alur novel ini akhirnya membuatku menangis haru dan mulai mencintai karakter si gadis pintar namun jutek itu. Untuk Reza dan Aditya, aku suka mereka berdua :D

Selain kelebihan yang dimiiki novel ini, tentunya juga masih ada sisi kurangnya. Ada beberapa typo serta penulisan kalimat yang tiba-tiba bisa satu renceng tanpa spasi (maaf lupa nyatet di mana aja letaknya -__-), 
aku menemukan situasi ketika penulis seakan ingin memasukkan dirinya pribadi sebagai tokoh "aku". Padahal POV yang digunakan adalah POV 3 tetapi ada beberapa kalimat yang diawali dengan "yeah... bla.. bla.. bla.." yang menandakan ada sedkit unsur POV 1 yang melebur di antara POV 3.

Terus juga tentang logika cerita. Sebagai pembaca aku bingung tentang keberadaan si gelang akar bakau yang menjadi sebuah petunjuk penting. Di halaman 11 dikatakan bahwa gelang itu adalah pemberian seorang  lelaki kecil. Namun pada halaman 283 disebutkan bahwa gelang akar bakau tersebut adalah pemberian dari papa si tokoh kembar.

Belum lagi ketika dikatakan bahwa Reza adalah teman satu fakultas Kiana namun mereka belum pernah bertemu, itu bisa saja terjadi jika salah satu atau bahkan dua-duanya adalah orang yang terlalu biasa saja. Tapi Kiana digambarkan sebagai seorang cewek yang ceria dan supel, kepiawaiannya melukis hingga memenangkan perlombaan, yang akhirnya membawanya ke Madrid, tentunya membuat nama Kiana paling tidak sudah cukup populer untuk kalangan satu fakultas. Dan lagi Reza, cowok yang dibilang persis dengan pemeran Rangga dalam film AADC yang juga merupakan anak orang kaya, pasti sudah bisa menjadikannya bahan rumpian cewek-cewek satu fakultas.


Di luar itu semua, novel ini sungguh page turner. Membuat pembaca ingin terus mengalami kejutan-kejutan menyenangkan yang ada di setiap halamannya. Twist yang disajikan juga mampu membuat otak berimajinasi dan tidak bosan. Aku yang biasanya bisa menebak akhir dari beberapa novel dibuat bertekuk lutut karena salah menebak endingnya.

Itu saja sih. Selebihnya novel ini membuatku jatuh cinta dan menangis karena teringat masa lalu *walah curhat*. Sama seperti covernya yang sekali lihat langsung bisa jatuh cinta karena begitu manis, isinya pun juga kurang lebih sama. Seperti coklat, ia manis, hangat walau kadang ada yang pahit. Absolutely 4 of 5 stars :) Recommended!