Aku melihatmu pertama kali saat itu.
Berdiri di samping
seseorang dari masa laluku.
Kamu tersenyum, sebuah senyum biasa, yang pada akhirnya akan
sering aku rindukan.
Cukup lama buatku untuk bisa menyadari, bahwa dirimu sudah meretas
suatu angan yang menggelitik di dalam pikiran.
Bayanganmu yang dulu sedikit kabur, mulai tampak jelas,
semakin jelas bahkan saat kelopak ini terpejam.
Ada benang merah
tipis mempersatukan kita, ku rasa.
Butuh waktu mengenali semua kebetulan ini.
Atau ini bukan kebetulan??
Bukan lagi sapaannya yang ada di sampingku yang ku nanti.
Tapi terganti dengan ucapan “selamat pagi” singkat di layar
mini.
Akh, mengapa mesti datang tak tepat waktu??
Menyesali diri yang tak kunjung memahami
Bahwa kamulah pribadi yang pernah kupanjatkan dalam doa selama ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar